Pages

Rabu, 19 Maret 2014

Kata-kata mutiara pada novel Filosofi Kopi oleh Dee

Hai para penikmat indahnya membaca, sudah pernah mendengar novel karya Dee yang berjudul Filosofi Kopi? Atau mungkin sudah membacanya? Jika sudah, pasti tahu apa kata-kata mutiara yang disampaikan sang penulis. Kata-kata yang begitu indah dan penuh makna jika bisa memahaminya. Jika belum, cobalah untuk membacanya. Berikut beberapa kata-kata mutiara yang terdapat pada novel tersebut.


Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.

Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya.

Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan.

Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.

Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita untuk mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Kamu, tidak terkecuali.

Ada dunia di sekelilingmu. Ada aku di sampingmu. Namun, kamu mendamba rasa sendiri itu.

Cuaca demi cuaca melalui kami, dan kebenaran akan semakin dipojokkan. Sampai akhirnya nanti, badai meletus dan menyisakan kejujuran yang bersinar. Entah menghangatkan, atau menghanguskan.

Aku sudah diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebakku dalam tantangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, dan aku sendiri terperangkap dalam kesempurnaan palsu, artifisial! serunya gemas, "Aku malu kepada diriku sendiri, kepada semua orang yang sudah kujejali dengan kegomalan Ben's Perfecto."

"Gombal? Aku positif tidak mengerti."

"Dan kamu tahu apa kehebatan kopi tiwus itu?" katanya dengan tatapan kosong, "Pak Seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuatku sadar, bahwa aku ini barista terburuk. Bukan cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. Bodoh! Bodoooh!"

Dia, yang tidak pernah kamu mengerti. Dia, racun yang membunuhmu perlahan. Dia, yang kamu reka dan kamu cipta. Sebelah darimu menginginkan agar dia datang, membencimu hingga muak dia mendekati gila, menertawakan segala kebodohannya, kehilafan untuk sampai jatuh hati kepadamu, menyesalkan magis yang hadir naluriah setiap kalian berjumpa. Akan kamu kirimkan lagi tiket bioskop, bon restoran, semua tulisannya --dari mulai nota sebaris sampai doa berbait-bait. Dan beceklah pipi-nya karena geli, karena asap dan abu dari benda-benda yang dia hanguskan--bukti bahwa kalian pernah saling tergila-gila--beterbangan masuk ke matanya. Semoga dia pergi dan tak pernah menoleh lagi. Hidupmu, hidupnya, pasti akan lebih mudah.

Masih banyak pula karya dari Dewi Lestari Simangunsong (Dee) yang memiliki kata-kata yang indah, seperti:
·         Novel Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, 2001
·         Novel Supernova: Akar, 2002
·         Kumpulan Prosa dan Puisi "Filosofi Kopi" 2003
·         Novel Supernova: Petir, 2005
·         Kumpulan Cerita Rectoverso, 2008
·         Novel Perahu Kertas, 2009
·         Kumpulan Cerita Madre, 2011
·         Novel Supernova: Partikel, 2012

0 komentar:

Posting Komentar